“JANGAN
MENYIA-NYIAKAN KESELAMATAN!”
Oleh:
Cavik. Messakh Mangngi, S.Th.
KHOTBAH MINGGU, 29 Desember 2013, Pembacaan Alkitab: Ibrani 2:1-4
Ada banyak julukan yang diberikan kepada orang-orang Kristen di akhir zaman
ini yang makna faktanya lebih condong ke arah negatif, dan penuh dengan makna
yang tidak mendatangkan terang Firman; seperti: Kristen KTP & Kristen Modern (serupa dengan “perkembangan dunia”).
Dari julukan-julukan ini tersirat bahwa tidaklah mudah untuk menjadi
orang Kristen yang tulus dan murni menyerahkan hidupnya ke dalam tangan Tuhan.
Sebab ternyata masih banyak hal yang kadangkala masih mengikat kejiwaan kita,
sehingga seakan-akan kita menjadi orang Kristen yang tak berdaya mengatasi hal
yang buruk dari luar dan dari dalam diri kita.
Dalam kitab Ibrani ini,
khususnya pasal 2, tersirat bahwa ALLAH melalui penulis kitab Ibrani ini
memperingatkan tentang bahayanya umat-umat Tuhan yang menyia-nyiakan
keselamatan yang telah diperoleh. Firman Tuhan ini disampaikan kepada mereka
yang sudah menjadi Kristen dalam artian mengenal Tuhan dan telah mendengar
tentang kabar keselamatan, bukan kepada mereka yang belum mengenal ALLAH atau
kafir.
Melalui kesempatan ini,
mari kita simak bersama-sama apakah yang menjadi suatu peringatan yang termuat
dalam satu perikop ini yang ditekankan oleh penulis dalam hikmat ALLAH agar
kita tidak termasuk dalam orang-orang yang menyia-nyiakan keselamatan itu.
Harus lebih meneliti dan memperhatikan apa yang kita telah telah
dengar (Firman keselamatan). Kita sebagai pengikut Kristus yang hidup di akhir zaman
ini harus benar-benar mengambil prinsip untuk mendengar Firman Tuhan dengan
penuh perhatian agar Firman Tuhan itu yang menjadi kekuatan dalam hidup ini
yang banyak sekali pengaruh-pengaruh negatifnya. Ketika benar-benar telah
melakukannya maka dengan sendirinya kita pasti akan terhindar dari arus yang
menghanyutkan. Harus memperhatikan Firman Kehidupan yang mendatangkan
keselamatan.
Sebagai umat percaya dalam zaman PB (Perjanjian Baru, red) sekarang
ini, apa yang menjadi isi dari pengharapan kita? Sesuai dengan Pengakuan Iman
Rasuli kita yang setiap minggu kita ikrarkan bersama, maka kita sedang menanti
datangnya Yesus yang terakhir kali ke dalam dunia ini sebagai Hakim yang akan
mengadili dunia ini. Bagi kita yang percaya Yesus maka pengadilan-Nya bukan
sebuah ancaman, melainkan suatu kesukaan besar karena kita akan menerima hadiah
kekal yaitu kehidupan abadi, dimana ada kemerdekaan dari perbudakan dan kebinasaan untuk masuk ke dalam kemerdekaan
kemuliaan anak-anak ALLAH yakni terwujudnya kehidupan kita sebagai anak-anak
ALLAH secara sempurna (Roma 8:19 dst.).
Namun pengharapan sejati mesti disertai dengan upaya,
perjuangan/pergumulan. Demikian pula dengan kita sekarang, kita mesti berupaya,
berjuang, bergumul sambil berharap pada pertolongan Tuhan bahwa Ia akan
memberkati setiap upaya kita, dan menyertai kita dalam pergumulan-pergumulan
kita. Setiap upaya dan pergumulan yang dilaksanakan dalam takut akan Tuhan dan
berharap pada-Nya, pastilah akan diberkati. Yesus sudah datang ke dunia ini
menawarkan shalom itu, dan sekarang Ia titipkan berita shalom itu bagi kita
untuk meneruskannya baik dalam kata maupun dalam karya kita. Hal yang paling
mampu kita buat adalah hiduplah sebagai murid-murid Yesus yang terus
melaksanakan tanda-tanda KA (Kerajaan ALLAH, red) yaitu perdamaian, cinta
kasih, keadilan, kebenaran dsb. Bagi mereka yang dipercayakan untuk menjadi
pejabat/pemimpin atau orang-orang kunci di daerah ini baik dalam bidang
eksekutif, judikatif, maupun legislatif, baiklah menjalankan tugasnya itu
sambil berupaya untuk mewujudkan tanda-tanda KA yang sudah saya katakan tadi.
Untuk itu saudara-saudara mesti berupaya agar tidak jatuh dalam godaan zaman
ini seperti KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, red), dan kejahatan lainnya.
Dengan demikian, pengharapan kita bukanlah pengharapan yang pasif
tetapi aktif, dan dalam percaya/berharap pada Tuhan bahwa Ia akan memberkati
setiap upaya dan pergumulan kita.
Secara perorangan, kita juga satu per satu punya kesulitan dan
pergumulan hidup tertentu. Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk berharap
pada pertolongan dan berkat-Nya. Jika kita masih hidup dalm kemiskinan,
berjuang dan bergumullah sambil berharap pada pertolongan dan berkat Tuhan.
Jika ada di antara kita yang mungkin tidak sadar dikuasai dosa dan kejahatan
zaman ini, maka adalah kewajiban kita semua untuk memberitakan damai/shalom
bagi mereka. Mereka yang dikuasai dosa tidak sadar bahwa sebenarnya Yesus sudah
memerdekakan mereka dari kebinasaan, supaya mereka bisa hidup dalam kemuliaan
sebagai anak-anak ALLAH. Kepada mereka mesti diberitakan berita pembebasan yang
Yesus sudah kerjakan.
Orang yang berjuang dan berharap pada Tuhan pastilah tidak akan
dikecewakan.
Sebagai gereja, orang-orang yang percaya Yesus, sekarang ini kita merayakan
natal. Kita Bersyukur bahwa ALLAH yang kita percaya ternyata adalah ALLAH yang
hidup. IA bukan ALLAH yang diam/berpangku tangan. IA adalah ALLAH yang berkarya
agar dunia ini bisa diselamatkan. IA berkarya bagi keselamatan umat manusia.
Manusia yang selalu hidup dalam dosa dan kejahatan, menjadi pusat perhatian
ALLAH. ALLAH telah berupaya dan sekarang melalui gereja-NYA terus berupaya
supaya manusia yang terus hidup dalam dosa meninggalkan dosa-dosanya dan
menerima keselamatan.
Bagi kita yang sudah menerima Yesus, kita Bersyukur bahwa ALLAH sudah
mengaruniakan kepada kita keselamatan itu. Pada peraayaan-perayaan natal kita
sekarang ini, kita patut bersyukur karena kasih ALLAH untuk menyelamatkan umat
manusia berdosa termasuk kita, itu telah menjadi kenyataan. Yesus telah
berkenan datang ke dunia ini, untuk itu Dia sudah meninggalkan kemuliaan
sorgawi-Nya demi keselamatan umat manusia. Sekarang ini Tuhan terus berkarya
melalui Firman dan Roh Kudus-Nya untuk menyelamatkan umat manusia termasuk kita
semua.
Syukur yang benar itu mendorong kita untuk mengerjakan tugas-tugas
kita di dunia ini sebagai hamba-hamba Tuhan yang membawa damai sejahtera bagi
dunia ini. Hendaklah sebagai hamba Tuhan, kita terus berkarya sebagai pembawa
atau agen-agen damai sejahtera/keselamatan bagi dunia ini atau bagi
manusia/sesama saudara kita yang memang sudah percaya Yesus, sudah menjadi
anggota sidi, tetapi karena satu dan lain hal membiarkan dirinya dikuasai dosa
dan kejahatan zaman ini. Kita ditempatkan dalam bidang kerja dan panggilan kita
masing-masing agar kita menjadi agen pembawa damai sejahtera itu di lingkungan
kerja kita masing-masing. Atau kita menjadi agen pembawa damai sejahtera bagi
tetangga kita, bagi keluarga kita, juga bagi dunia ini. Kita sering berpikir bahwa
hanya para pendeta, penatua, dan diaken sebagai agen atau pembawa damai
sejahtera, tetapi sebenarnya kita semua yang sudah menerima damai sejahtera
itu, bertugas sebagai agen-agen atau pembawa damai sejahtera itu.
Sekali lagi, saudara-saudara, kita bersyukur bahwa Tuhan sudah
memberikan kepada kita damai sejahtera itu. Tetapi tugas kita selanjutnya
adalah bagaimana agar kita terus memelihara damai sejahtera yang sudah
diberikan kepada kita itu. Agar kita tetap memiliki damai sejahtera itu sampai
akhir kehidupan kita di dunia ini. Dan selagi Tuhan memberikan kepada kita
kesempatan untuk hidup di dunia ini, hendaknya kita ingat bahwa Tuhan
mempercayakan kepada kita suatu tugas mulia yaitu menjadi agen-agen atau alat
pembawa damai sejahtera bagi dunia ini. Laksanakanlah itu dengan penuh
sukacita, karena saudara sudah memiliki damai sejahtera atau keselamatan itu.
AMIN.
ILUSTRASI: BEJANA PILIHAN
Seorang tuan sedang mencari
sebuah bejana. Sambil berjalan sang tuan melihat dan menilai bejana-bejana
tersebut.
BEJANA EMAS berkata: “Pilihlah
aku! Aku mengkilap dan bercahaya. Aku sangat berharga dan aku melakukan segala
sesuatu dengan benar. Keindahanku akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang
seperti tuanku, emas adalah yang terbaik.”
Tuan itu hanya lewat tanpa
mengeluarkan sepatah kata.
Kemudian ia melihat satu BEJANA PERAK yang ramping dan tinggi. Bejana
perak itu berkata: “Aku akan melayani engkau, tuanku. Aku akan menuangkan
anggurmu, dan aku akan berada di mejamu di setiap acara jamuan makan. Garisku
sangat indah, ukiranku sangat nyata, dan perakku akan selalu memujimu.”
Tuan itu hanya lewat, dan menemukan sebuah BEJANA KACA yang lebar
mulutnya dan dipoles seperti kaca. Bejana kaca berkata: “Sini! Sini, tuan! Aku
tahu aku akan terpilih. Taruhlah aku di mejamu, maka semua orang akan
memandangku.”
Namun tuan itu hanya melewatinya dan melihat BEJANA KRISTAL yang
sangat jernih. Bejana kristal berkata: “Lihatlah aku! Aku sangat transparan,
menunjukkan betapa baiknya aku. Meskipun aku mudah pecah, aku akan melayani
engkau dengan kebanggaanku. Dan aku yakin aku akan bahagia dan senang tinggal
dalam rumahmu.”
Tuan itu kemudian menemukan BEJANA KAYU yang berdiri dengan teguh,
dipoles dan diukir indah. Bejana kayu berkata: “Engkau dapat memakai aku,
tuanku. Tapi aku lebih senang bila engkau memakaiku untuk buah-buahan, bukan
untuk roti.”
Kemudian tuan itu melihat ke bawah dan melihat sebuah BEJANA TANAH
LIAT, kosong dan hancur, dan tergeletak begitu saja. Bejana tanah liat itu
hanya diam, karena tidak ada harapan untuk terpilih sebagai bejana tuan itu.
Tuan itu berkata: “Ah! Inilah bejana yang aku cari-cari. Akan aku perbaiki dan
kupakai, dan kujadikan sebagai milikku seutuhnya. Aku tidak membutuhkan bejana
yang mempunyai kebanggaan. Tidak juga bejana yang terlalu tinggi untuk ditaruh
di rak. Tidak juga yang mempunyai mulut lebar dan dalam. Tidak juga yang
memamerkan isinya dengan sombong. Tidak juga yang merasa dirinya selalu benar.
Tetapi yang kucari adalah bejana yang sederhana yang akan kupenuhi dengan kuasa
dan kehendakku.”
Kemudian ia mengangkat bajana tanah liat itu, memperbaiki,
membersihkan dan memenuhinya. Ia berbicara dengan lembut kepadanya: “Ada tugas
yang perlu engkau kerjakan. Jadilah berkat bagi orang lain seperti apa yang
telah kuperbuat bagimu!”
Demikian halnya dengan Tuhan. Ia mencari orang-orang yang rendah hati,
dan mau berjalan menurut kehendak dan kemauan Tuhan, yakni orang-orang yang mau
dibentuk sekalipun harus melalui hal-hal yang menyakitkan.
(y)
BalasHapus