Kebaktian Minggu Sengsara pertama di Jemaat Gunung Sinai Naikolan telah dimulai sejak
Minggu, 2 Maret 2014. Kebaktian dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh,
SSi.Teol. yang dihadiri 351 peserta; Jemaat (L:160, P:143) dan Majelis Jemaat (L:21, P:27)
berlangsung dengan menggunakan Liturgi Khusus Minggu Sengsara I GMIT Klasis
Kota Kupang Rayon IV.
Tema Minggu Sengsara I adalah “Allah Peduli”, dengan
Sub Tema: “Kepedulian Allah Nampak Dengan Penyataan Kemuliaan-Nya.” Pembacaan
Nats Pembimbing dan Pembacaan Firman terambil dari 2 Petrus 1:17 dan Keluaran24:12-18 (Musa di gunung Sinai). Berdasarkan tema dan sub tema pada Tata Ibadah
Minggu Sengsara I, maka khotbah oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. menekankan
tentang Menjadi Pribadi yang Agung danMulia.
Dalam kebaktian Minggu Sengsara I kali ini,
pada tahapan PENGAKUAN DOSA dan BERITA ANUGERAH ALLAH dilangsungkan
sebuah peran oleh Jemaat Rayon 1 JGSN yang menggambarkan tentang manusia yang memiliki kemuliaan Allah dan
manusia yang telah kehilangan kemuliaan Allah atau Pendosa. Berikut ini adalah cuplikan narasi yang terambil dari Tata
Ibadah Minggu Sengsara I:
PENGAKUAN
DOSA
Seorang pemuda berjubah putih memasuki
ruang kebaktian.
Narator
1 :
Lihat…lihat, bapak, ibu saudara/i….Dari tanah liat, Tuhan Allah membentuk manusia, menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, dan manusia menjadi makhluk hidup yang paling mulia dari antara ciptaan yang lain. Kepada manusia Allah beri kuasa untuk menaklukkan bumi… Itulah manusia, makhluk mulia karena Allah memuliakannya.
Lihat…lihat, bapak, ibu saudara/i….Dari tanah liat, Tuhan Allah membentuk manusia, menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, dan manusia menjadi makhluk hidup yang paling mulia dari antara ciptaan yang lain. Kepada manusia Allah beri kuasa untuk menaklukkan bumi… Itulah manusia, makhluk mulia karena Allah memuliakannya.
………Instrument
lagu “Dosaku Salahku”………
Pemuda berjubah putih keluar dari ruang kebaktian.
Muncul lagi pemuda berjubah hitam masuk dari pintu depan. Langkahnya tertatih
terasa berat karena dibelenggu oleh dosa. Ia lalu tersungkur di depan tempat
persembahan.
Narator
2 :
Tetapi apa yang terjadi dengan manusia ciptaan Tuhan. Lihat dimana kemuliaan-Nya? Oh…betapa menyedihkan keadaan manusia yang telah kehilangan kemuliaan Allah karena dosanya: berhala, saksi dusta, dendam, iri hati, mencuri, mengingini milik kepunyaan orang lain, membunuh, mabuk…
Tetapi apa yang terjadi dengan manusia ciptaan Tuhan. Lihat dimana kemuliaan-Nya? Oh…betapa menyedihkan keadaan manusia yang telah kehilangan kemuliaan Allah karena dosanya: berhala, saksi dusta, dendam, iri hati, mencuri, mengingini milik kepunyaan orang lain, membunuh, mabuk…
Pemuda :
Umat Tuhan, marilah berdoa memohon pengampunan dari Tuhan…
Umat Tuhan, marilah berdoa memohon pengampunan dari Tuhan…
Semua :
Ya, Tuhan, kasihanilah kami… Ya, Kristus, ampuni dan kuduskanlah kami.
Ya, Tuhan, kasihanilah kami… Ya, Kristus, ampuni dan kuduskanlah kami.
Nyanyian :
Kidung Jemaat 26:1 “Mampirlah Dengar Doaku”
Kidung Jemaat 26:1 “Mampirlah Dengar Doaku”
Sambil
bernyanyi, Pelayan turun dari mimbar, mendapatkan pemuda yang tersungkur lalu
mengangkat, melepaskan dosa-dosanya, meletakkan di dalam wadah yang telah
disediakan dan dibakar. Kemudian Pelayan mengenakan kain putih pada si pemuda.
Setelah itu Pelayan Firman Allah (PFA) menghadap ke jemaat dan mengucapkan Berita Anugerah.
BERITA ANUGERAH ALLAH
Pelayan :
Tuhan itu Pengasih dan Penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih karunia. Dia mengampuni segala kesalahanmu dan menyembuhkan segala penyakitmu.
Tuhan itu Pengasih dan Penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih karunia. Dia mengampuni segala kesalahanmu dan menyembuhkan segala penyakitmu.
Nyanyian :
Kidung Jemaat 73:1, 2 “Kasih Tuhanku Lembut”
Kidung Jemaat 73:1, 2 “Kasih Tuhanku Lembut”
Sambil
bernyanyi, Pelayan memegang tangan si pemuda, membawa ke tempat duduk yang
telah disediakan. Jemaat saling berjabatan tangan sebagai tanda sukacita atas
anugerah pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah.
Pelayan
Firman Allah kembali ke mimbar dan melanjukan liturgy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar