KRISTUS HARUS MAKIN BESAR
“Bagaimana
tanggapan kita terhadap orang yang lebih berhasil dari kita?”
“Iri
hati?”
“Rendah
diri?”
“ Meremehkan
atau bahkan menjelek-jelekkan orang tersebut?”
Demikian
Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. (Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai
Naikolan) mengawali khotbahnya pada Kebaktian Utama Minggu, 12 Januari 2014 di
Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Kebaktian yang dihadiri oleh 335 anggota jemaat
dan majelis jemaat (laki-laki: 97 orang, perempuan: 192 orang, majelis
laki-laki: 22 orang, dan majelis perempuan: 24 orang) tersebut mengambil tema “Kesaksian
Yohanes tentang Yesus” dengan pembacaan Firman Tuhan dari Yohanes 3:22-36.
Dalam
khotbahnya, kita disadarkan bagaimana seharusnya kita bersikap di saat orang
lain selalu atau lebih berhasil daripada kita, sebagaimana Yohanes menanggapi
perdebatan murid-muridnya dengan seorang Yahudi tentang baptisan Yesus dan
Yohanes. Dalam bacaan Firman Tuhan, sangat jelas terlihat bahwa Yohanes sedikitpun
tidak merasa iri hati, tidak merasa rendah diri, dan sama sekali tidak meremehkan/menjelekkan
apa yang dilakukan oleh Yesus. Malah Yohanes berkata: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yoh. 3:30).
Yohanes
menyadari bahwa:
·
Yesus
adalah Mesias sedangkan ia bukan. Ia hanya diutus mendahului-NYA (Yoh. 3:28).
·
Yesus
adalah mempelai laki-laki sedangkan ia hanyalah sahabat mempelai laki-laki
(Yoh. 3:29).
·
Yesus
adalah Anak Allah yang datang dari atas sedangkan ia berasal dari bumi (Yoh.
3:31).
“Dimanakah
posisi kita dan Yesus saat ini?”
Sebuah
pertanyaan korektif dan reflektif yang dilontarkan Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh,
SSi.Teol. yang sekiranya patut menjadi pertanyaan untuk tiap-tiap kita secara pribadi.
Menjawab
akan pertanyaan di atas, ditegaskan bahwa jika di tahun silam posisi kita lebih
tinggi dari Yesus, maka di tahun ini kita harus lebih rendah dari Yesus.
Sebagaimana Yohanes sadar akan fungsinya, kita pun harus sadar untuk selalu:
·
Meninggikan
Yesus,
·
Memuliakan
Yesus,
·
Mendorong
orang lain untuk mengikut Yesus, bukan untuk mengikut diri kita, dan
·
Mempersembahkan
kebesaran dan kemuliaan hanya kepada Tuhan bukan kepada diri kita.
Untuk
memiliki kesadaran seperti yang dilakukan Yohanes, kita harus memiliki sikap seperti
yang dimiliki oleh Yohanes, yakni:
·
Kerendahan
hati.
·
Teguh
dalam prinsip, dan
·
Tau
menempatkan diri.
Dengan
demikian, maka kita dan/atau ego kita harus makin kecil, dan Kristus harus
semakin besar. Kristus harus menjadi pusat pemberitaan gereja. Kristus harus
disaksikan sebagai Juruselamat dunia.
Kebaktian
yang berlangsung dengan menggunakan Liturgi Kebaktian Utama Minggu Model 1 mengambil
nyanyian-nyanyian jemaat dari himpunan Pelengkap Kidung Jemaat sebagai berikut:
Buka: PKJ 4:1, 2;
Nats Pembimbing: PKJ 76:1, 4;
Persembahan: PKJ 145 + PKJ 146:1;
Pengutusan: PKJ 285.
Majelis
yang bertugas adalah majelis Rayon 6 JGSN. Organis dan Kantoria: Pietro T. M.
Netti dan Schola Cantorum Gunung Sinai (Mimi dkk).
khotbah yang berkesan di awal tahun 2014 ini. sebuah refleksi lain dari bacaan yang telah berulang kali dibaca. "
BalasHapusaku tersentak pada pertanyaan, "apakah kita telah/sedang/akan melayani supaya orang lain ikut Yesus atau supaya mereka ikut kita?"
bagian kecil khotbah ini sangat menggelitik namun kalau direnungkan lebih dalam, kita malah bisa memahami, "ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."
jadi +semangat melayani and Glory to the Lord!!!
(thanks for the blog)