Walaupun berbagai tradisi gereja
mengembangkan Almanak Gereja yang
cukup kaya dan rumit, namun pada intinya Almanak Gereja adalah sesuatu yang
sederhana. Almanak Gereja adalah lingkaran
masa-masa kehidupan dan karya Kristus dalam Almanak.
Dalam ibadah gerejawi, penghayatan ini dilengkapi dengan berbagai
perlambang dan warna untuk memperdalam penghayatan bersangkutan. Gereja
menghayati Almanak Gereja bukan agar menjadi gereja yang kaku dan liturgis,
tetapi terutama agar pengalaman Kristen kita berpola dan terarah, serta semakin
segar dan kaya.
Kita dapat memulai Almanak Gereja dari masa raya mana saja. Ada yang
memulai dari Paskah, ada pula dari Natal, dan ada yang memulainya dari Epifani.
Epiphania.
Terselip di antara Natal dan
Minggu-minggu Sengsara adalah masa raya Epiphania/Epifani, yang hanya
berlangsung selama kurang lebih 7 (tujuh) minggu. Epiphania berasal dari bahasa Yunani yang berarti penampakan atau penyataan. Secara teologis, istilah ini menekankan penyataan
kenyataan Ilahi yang tadinya tersembunyi bagi manusia, baik dalam bentuk
penampakan diri maupun melalui perbuatan dan perkataan yang melaluinya
kehadiran-Nya diketahui manusia. Karena itu dalam masa raya Epifani ini,
kisah-kisah kehidupan Yesus dari masa kecil-Nya yang dilaporkan singkat dalam
Injil maupun pembaptisan dan pelbagai kisah perbuatan hidup-Nya sejak awal
pelayanan-Nya. Masa raya ini juga seringkali dijadikan saat untuk menghayati
misi gereja pada dunia.
Warna liturgi :
Hitam, dengan kombinasi hijau-kuning.
Simbol : Bintang bersegi lima di dalam
lingkaran.
Warna dasar : Hijau.
Warna bintang : Putih.
Warna lingkaran : Kuning.
Arti: Bintang adalah lambang cahaya dalam kegelapan. Bintang
bersegi lima ini lebih dikenal dengan bintang Yakub yang menunjuk pada
terbitnya bintang dari keturunan Yakub (Bilangan 24:17). Terbitnya bintang ini
kemudian dinyatakan melalui Kelahiran Yesus yang ditandai pula dengan munculnya
bintang di Timur (Matius 2:1-2). Kristus disebut sebagai “Bintang Kejora”,
“Bintang Timur” (Wahyu 22:16) yang gilang-gemilang, yang menjadi cahaya dalam
kehidupan kita. (Dikutip dari Warta Jemaat/JGSN: Minggu, 5 Januari 2014. [Admin]).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar