PELAYANAN UNTUK PERDAMAIAN
“Bagaimana
perasaan kita dan apa tindakan kita jika tiba-tiba rumah tangga kita, istri/suami
dan anak kita dicemooh atau dipandang hina? Cinta kasih dan karya bakti
disia-siakan? Bahkan melakukan kebaikan pun dianggap salah? Dan itu dilakukan
oleh orang dekat kita?”
“Temukan
saja jawabannya di dalam hati kita masing-masing!”
Demikian
Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, SSi.Teol. (Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai
Naikolan) mengawali khotbahnya pada Kebaktian Utama Minggu, 26 Januari 2014 di
Jemaat Gunung Sinai Naikolan. Kebaktian yang dihadiri oleh 317 anggota jemaat (laki-laki:
119 orang, perempuan 198) dan majelis jemaat sebanyak 47 orang (laki-laki: laki-laki:
21 orang, perempuan: 26 orang) tersebut mengambil tema “Pelayanan untuk
Perdamaian” dengan pembacaan Firman Tuhan dari II Korintus 5:11-21.
Pertanyaan
di atas adalah kondisi yang dialami oleh Rasul Paulus dalam berhadapan dengan
rasul-rasul palsu yang mencemarkan namanya. Menurut Paulus, pelayanan yang
dilakukan bukan untuk dirinya sendiri. Semua bentuk pelayanan didorong oleh
kasih Kristus. Kasih Kristus itu yang telah menyebabkan Kristus mati. Dan
Paulus juga telah mengambil bagian dalam kematian Kristus.
Dalam
khotbahnya, kita baik sebagai anggota jemaat, majelis, dan/atau sebagai apapun
kita, disadarkan akan kasih Kristus yang rela mati untuk semua orang berdosa.
Jika kita dikritik tentang pelayanan kita, jangan mundur dari pelayanan kita,
karena Tuhanlah yang telah memilih kita!
Kita
terpanggil untuk menerima setiap profesi (sebagai pegawai, pekerja, buruh, dan
sebagai apapun kita) sebagai sebuah panggilan untuk melayani. Namun merujuk
pada Nats Pembimbing Amsal 4:23, kita perlu waspada akan serangan-serangan
iblis dari berbagai segi. Iblis bisa menggunakan organ-organ tubuh kita (mata,
telinga, mulut, dan lain-lain) untuk mendatangkan dosa.
Di akhir
khotbahnya, Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh mengajak kita agar:
- Waspada akan tipu muslihat iblis yang selalu mendatangkan dosa,
- Memperkenalkan Gembala yang baik sejak dini, dan
- Hati kita tetap setia kepada ALLAH baik sebagai abdi ALLAH, abdi Pemerintah, abdi masyarakat, dan lain-lain.
Kebaktian
yang berlangsung dengan menggunakan Liturgi Kebaktian Utama Minggu Model 2 menggunakan
nyanyian-nyanyian jemaat dari himpunan lagu Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB) sebagai
berikut:
Buka: NKB 3:1;
Nats Pembimbing: NKB 42:1-3;
Persembahan: NKB 181a + NKB 181b:1;
Pengutusan: NKB 194:1 & 2.
Majelis
yang bertugas adalah majelis Rayon 2 JGSN. Organis dan Kantoria: Pietro T. M.
Netti dan Schola Cantorum Gunung Sinai (Mimi dkk).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar